Jakarta (ANTARA) - Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Joanes Joko menilai isu ijazah palsu Presiden Joko Widodo hanya untuk memunculkan kegaduhan dan miskin empati dengan kondisi bangsa saat ini yang sedang menghadapi ancaman krisis global.
“Tuduhan ijazah palsu ini tidak lebih dari kegaduhan membabi buta. Narasinya miskin empati terhadap situasi krisis global yang saat ini sedang dihadapi,” kata Joko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.
Joko mengimbau publik tak perlu fokus untuk mencari tahu motif dan pelaku dibalik tuduhan ijazah palsu Presiden Jokowi. Sebaliknya, kata dia, semua pihak perlu mengerahkan pikiran dan tenaga untuk menghadapi ketidakpastian global.
“Mari pikirkan bagaimana caranya agar bangsa Indonesia tetap sejahtera, kebutuhan keluarga tetap terpenuhi, dan bahan pangan tetap terjangkau. Kita harus mencurahkan energi dan pikiran untuk hal-hal yang produktif demi maslahat masyarakat banyak,” kata dia.
Baca juga: Bareskrim tangkap Bambang Tri Mulyono terkait dugaan pelanggaran ITE
Baca juga: Aria Bima tanggapi isu ijazah palsu Presiden Jokowi
Menurut Joko, Indonesia selama ini telah menorehkan prestasi karena menjadi salah satu negara di dunia yang tangguh dan cepat mengatasi pandemi COVID-19. Namun prestasi itu tertutup oleh isu-isu yang tak produktif seperti tuduhan ijazah palsu Jokowi.
Joko mengatakan Indonesia meraih prestasi dengan mampu terus menumbuhkan perekonomian di tengah ketidakpastian dunia dan dampak pandemi COVID-19.
Pada kuartal II 2022, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi Indonesia mampu tumbuh hingga 5,44 persen (year on year/yoy). Pencapaian tersebut melengkapi jejak pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam tiga kuartal terakhir yang selalu di atas lima persen.
Pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia mampu mencapai 5,2 persen untuk keseluruhan periode di 2022 dan pada 2023 meningkat menjadi 5,3 persen.
Selain itu, katanya, dunia mengapresiasi kepemimpinan Indonesia dalam G20. Menurut dia, Indonesia dinilai konsisten mengkampanyekan perdamaian, kesetaraan, dan ketahanan menghadapi krisis ekonomi, pangan, dan energi.
Adapun terkait isu ijazah palsu Jokowi, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Ova Emilia telah menegaskan isu tersebut tidak benar.
Ova mengatakan Presiden Joko Widodo memiliki ijazah asli sebagai lulusan Fakultas Kehutanan UGM.
"Atas data dan informasi yang kami miliki, dan terdokumentasi dengan baik, kami meyakini mengenai keaslian ijazah sarjana (S1) Ir. Joko Widodo dan yang bersangkutan memang lulusan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada," ujar Ova Emilia saat konferensi pers di Kampus UGM, Kabupaten Sleman, DIY, Selasa (11/10).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022